Akibat kenaikan itu menjadikan harga lembu untuk kebutuhan kurban pada Hari Raya Idul Adha tahun 1442 Hijrah atau 2021 ini di daerah ini telah mencapai Rp 17 juta per ekor untuk jenis lembu raja atau lebih besar dari yang harga terendah Rp 14 juta per ekor.

Salah seorang peternak lembu di desa Hutanopan, Kecamatan Lubuk Barumun, Rahman kepada media di lokasi peternakannya, Minggu (13/6/2021) siang, mengatakan, meski demikian harga lembu kurban ini masih tergolong stabil bila dibandingkan dengan dengan pasaran lembu kurban tahun lalu.

"Walau tergolong naik tetapi kenaikannya Rp 1 juta dari harga tertunggi sebesar Rp 16 juta per ekor dari tahun yang lalu. Tetapi sudah termasuk biaya mobilisasi atau angkutan sampai ke lokasi para pembeli di wilayah Kabupaten Palas," ujar Rahman yang juga dikenal luas sebagai pedagang lembu kurban di wilayah Kecamatan Lubuk Barumun tersebut.

Menurutnya, kurban raja harganya Rp 17 juta itu, memiliki berat daging sekitar 90 hingga 100 kilo gram. 

Sedangkan harga termurah Rp 14 juta, berat daging sekitar 70 kilo gram.

Menjawab pertanyaan salah seorang wartawan terkait daya beli masyarakat terhadap lembu kurban pada musim pandemi Covid-19 saat ini, Rahman mengatakan, masih tergolong meningkat dari tahun lalu. 

Dia menambahkan, hal ini kemungkinan disebabkan situasi pendapatan ekonomi masyarakat yang sebagaian besar bersumber dari penghasilan tanaman karet dan kelapa sawit, serta sumber penghasilan lainnya yang sudah mulai membaik di daerah kabupaten beribukota Sibuhuan tersebut.

“Pada tahun yang lalu, menjelang hari raya Idul Adha seperti saat ini penjualan kami masih sekitar 20 ekor. Saat ini sudah mencapai 40 ekor yang sudah terjual. Semoga ke depan terus bertambah, karena ternak lembu kita masih banyak menjadi pilihan masyarakat pembeli lembu kurban," kata Rahman seperti lega dan optimis. (Bkns/Amls).