Salah seorang warga setempat Indra (36) kepada awak media mengatakan parit ini sudah berulangkali di ajukan kepada Lurah Sungai Apit agar bisa dianggarkan untuk menyambung drainase ini sampai ke ujung turap agar air bisa mengalir ke Sungai Siak.

"Parit ini adalah menjadi suatu nilai sejarah bagi masyarakat sungai apit, yang mana parit ini dulunya adalah sungai yaitu Sungai Apit, adapun aliran sungai ini berbeda di belakang panggung Taman Syarifah Sembilan, Kelurahan Sungai Apit, Kecamatan Sungai Apit," kata Indra.

Lanjut Indra, ini sangat disayangkan parit ini adalah bukti sejarah bagi masyarakat Sungai Apit, yang mana nama Kecamatan Sungai Apit di ambil dari nama sungai ini, tetapi kenapa pemerintah kelurahan Sungai Apit mengabaikan nilai sejarah bagi masyarakat sungai apit.

Dan ini bukan nilai sejarah saja yang hilangkan tetapi juga pihak Lurah Sungai Apit diduga mengabaikan kesehatan bagi masyarakat setempat, dan apabila air hujan turun maka parit yang dibiarkan bersemak ini nantinya akan terjadi tempat penumpukan sampah dan membuat tempat nyamuk aidis bersarang. Dan apabila nyamuk aidis ini menggigit manusia dan akan berdampak buruk bagi manusia tersebut yaitu Demam Berdarah (DBD) yang dapat membahayakan nyawa manusia.

”Lurah Sungai Apit abaikan ikon nilai sejarah serta kesehatan bagi masyarakat Sungai Apit, karena sampai saat ini parit tersebut dibiarkan begitu saja,” ujarnya.

"Tentunya kita berharap agar penyambungan parit ini sampai ke ujung turap segera dilaksanakan dan tidak ada lagi penumpukan sampah yang membuat tempat nyamuk aidis bersarang," tutup Indra.