SiagaOnline.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mewanti-wanti Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menerapkan protokol kesehatan ketat saat melakukan pengumpulan data dan survei lapangan dalam rangka sensus penduduk 2020 di tengah pandemi corona (covid-19).
Pasalnya, pandemi corona masih cukup parah dengan tingginya angka penambahan kasus baru setiap harinya. Ia juga mengingatkan agar sensus penduduk tahun ini tak menjadi klaster baru penularan virus corona.
"Prinsip 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) harus diterapkan, sehingga tidak terjadi klaster penularan, baik di antara petugas maupun petugas dengan masyarakat," ujarnya, saat memberikan sambutan dalam Kick-off Sensus Penduduk 2020, Senin (31/8).
Tito juga menyampaikan perlunya petugas sensus memperhatikan hal-hal kecil, seperti penggunaan pulpen dan kertas antara petugas dengan warga masyarakat yang disensus. "Setelahnya pastikan segera cuci tangan sebelum menyentuh wajah mulut atau mata," jelas Tito.
Menurut Tito, sensus ini sangat penting diselesaikan agar pemerintah mendapatkan pembaruan data tentang kependudukan Indonesia. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jendral Dukcapil dan jaringan yang ada di daerah, telah melaksanakan database atau penyusunan data kependudukan Indonesia.
Namun, data tersebut baru melingkupi sekitar 99 persen dan masih ada sekitar 1 persen yang belum termasuk dalam database. "Dengan demikian, saya harapkan sensus penduduk ini dapat mengcover 100 persen penduduk Indonesia," tutur Tito.
Ia juga menegaskan data tersebut akan sangat penting dalam rangka perencanaan kebijakan, pembangunan, evaluasi pembangunan, penyusunan program strategis nasional, penyusunan program kerja, serta penyusunan anggaran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
"Sehingga, benar-benar tepat sasaran dan pembangunan benar-benar dapat dirasakan memberikan peningkatan yang signifikan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia termasuk salah satunya ketepatan dan kecepatan alokasi anggaran daerah misalnya bantuan sosial," terang Tito.
Dalam kesempatan sama, Kepala BPS Suhariyanto menjelaska sensus penduduk di tahun ini diselenggarakan bersama 54 negara lainnya untuk menyediakan daya jumlah distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia secara de facto dan de jure.
Tujuannya adalah menyediakan parameter demografi serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk. "Data sensus penduduk tak hanya penting untuk membuat perencanaan masa kini, tetapi juga untuk mengantisipasi yang akan terjadi di masa depan," ucapnya.
Menurut Suhariyanto, ada dua hal yang mendasar dalam sensus penduduk tahun ini. Untuk pertama kalinya, kata dia, sensus menggunakan metode kombinasi dengan menggunakan data dukcapil Kemendagri sebagai data. "Untuk pertama kalinya juga sensus penduduk dilakukan secara online," imbuhnya.
Sensus penduduk online telah dilakukan sejak 15 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebanyak 51,4 juta penduduk telah berpartisipasi di dalamnya. "Jumlah ini sangat besar karena hampir dua kali lipat dari jumlah penduduk Australia," ungkapnya.
Meski demikian, partisipasi 51,4 juta penduduk tersebut baru serta 19 persen dari total penduduk Indonesia. "Karena itu pelaksanaan sensus penduduk tahun ini akan dilanjutkan dengan metode Turin langsung ke lapangan untuk menjangkau penduduk yang belum mengikuti sensus online," pungkasnya.
Sumber : CNNIndonesia.com
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke:
0852-6599-9456
Via E-mail:
red_siagaonlinepku@yahoo.com / redaksisiagaonline@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :